Total Tayangan Halaman

Jumat, 17 April 2009

GAYA HIDUP MODERN

GAYA HIDUP MODERN

Jaman modern sekarang ini ditandai dengan berbagai macam perubahan cepat yang terjadi di beberapa bidang dalam kehidupan masyrakat. Pada satu sisi, perubahan-perubahan yang terjadi menimbulkan kemajuan dan pertumbuhan hidup dan kehidupan manusia. Tetapi pada sisi yang lain, proses dan hasil perubahan tersebut menimbulkan banyak masalah yang berdampak pada hidup dan kehidupan manusia.

Jaman modern ditandai dengan munculnya beberapa gaya hidup modern, yang pada sisi tertentu menimbulkan persoalan jika dipandang dari sisi nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya termasuk dari sisi nilai-nilai agama. Ada banyak orang merasa tidak sanggup menjawab setiap persoalan yang muncul sebagai akibat adanya gaya hidup modern, karena mereka merasa tidak memiliki “pegangan nilai” lagi. Seolah-olah, nilai-nilai yang pernah ada sebelumnya dan yang sedang ada sekarang ini tidak sanggup menjawab semua masalah yang muncul. Manusia merasa bingung, merasa tidak berdaya menghadapi perkembangan dan kemajuan jaman modern. Salah satu hal yang menggelisahkan adalah persoalan nilai-nilai moral. Oleh karena itu, dalam menghadapi jaman modern sangat perlu untuk merumuskan kembali nilai-nilai moral yang dinamis.

Merumuskan nilai moral berkaitan dengan kemauan manusia untuk memberi sikap terhadap situasi yang ada di sekitarnya berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai berdasarkan mutu hubungan manusia dengan sesama dan lingkungannya. Penilaian moral juga berkaitan dengan gaya hidup modern yang mana hendak diberi sikap.

A. MEMBANGUN NILAI-NILAI MORAL

Moral dan moralitas berkaitan dengan keutuhan segi batiniah dan segi lahiriah. Bahwa yang lahiriah adalah perwujudan dari yang batiniah, yang batiniah mendasari segi yang lahiriah, yang lahiriah menjelaskan yang batiniah, dan yang batiniah terwujud dalam yang lahiriah. orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin, sikap yang baik, dan melakukan hal-hal yang baik sebagaimana sikap batinnya, dan sikap hatinya.

Mengukur dan menilai moral memang bukan hal yang mudah, tetapi secara umum orang mempertimbangkan moral dari apa yang ada di dalam hati manusia dan ukuran yang dipakai orang untuk mengukur kita. Berkaitan dengan ini, maka kita seringkali terdengar iastilah hati nurani dan norma. Hati nurani menunjuk kepada apa yang benar, apa yang baik menurut segi batiniah manusia (dirinya sendiri) sebagai pribadi, sedangkan norma menunjukkan kepada apa yang benar, apa yang baik menurut semua orang (sisi lahiriah manusia dalam kaitan dengan orang lain). Norma diberikan kepada seseorang supaya ia dapat memahami hal-hal yang baik (kebaikan) supaya ia dapat hidup sesuai dengan norma-norma itu, sedangkan hati nurani menolong seseorang, mendorong seseorang untuk lebih serius, lebih bersemangat mengejar kebaikan (hal-hal yang baik) secara normatif (berdasarkan norma), sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam hati nurani.

Norma biasanya diajarkan melalui orang tua, guru-guru, tetangga, sahabat, kenalan, majalah, koran, tabloid, televisi, radio, dan sebagainya. Norma selalu dipakai seseorang sebagai pertimbangan dalam menentukan tindakannya, tetapi hati nurani yang memutuskannya, mana tindakan yang perlu dilakukan. Hati nurani kadang kala tidak mampu memberi pertimbangan yang baik, kadang memberi pertimbangan yang keliru, memberi pertimbangan yang tidak tegas, tidak jelas, bahkan bisa salah. Oleh sebab itu, memahami dan mengerti norma dengan baik merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Norma pun kadang kala juga bisa tidak tepat atau keliru. Oleh sebab itu, hati nurani memiliki peran untuk mempertimbangkannya. Norma berlaku seperti rambu-rambu lalu lintas, yang memberi petunjuk kepada seseorang untuk melakukan perjalanan menuju kebaikan, kemudian hati nurani yang memutuskan untuk mengikuti petunjuk jalan itu atau tidak. Hati nurani berhak untuk mengikuti atau tidak mengikuti petunjuk-petunjuk itu, jika norma-norma yang ada bertentangan dengan keyakinan hati nurani kita. Hati nurani harus terus menerus menjadi dewasa, sehingga kita semakin mampu menyelidiki norma-norma yang diajarkan atau ditawarkan oleh lingkungan sekitar ita.


Macam-macam norma yang pernah diajarkan kepada kita :

  1. Norma-norma yang diajarkan oleh orang tua

misalnya: memakai pakaian yang sesuai, mengucapkan terima kasih,

menggunakan tangan kanan jika menerima sesuatu, dan sebagainya

  1. Norma-norma yang diajarkan oleh masyarakat

misalnya : sopan santun pergaulan, bagaimana bergaul dengan masyarakat, pergaulan muda-mudi yang baik, bagaimana menghargai pemimpin masyarakat, bagaimana menghargai tata cara yang berbeda di dalam masyarakat, dan sebainya

  1. Norma-norma yang diajarkan oleh sekolah

misalnya : disiplin menggunakan waktu, bagaimana bertanggungjawab atas setiap tugas yang diberikan kepada kita, bagaimana bekerjasama dengan orang lain, bagaimana kita jujur terhadap segala sesuatu, bagaimana kita tekun dalam belajar dan menjalankan tugas, dan sebaginya

  1. Norma-norma yang diajarkan oleh pemerintah

misalnya : membayar pajak, membela bangsa dan negara dari ancaman musuh, menjaga lingkungan, dan sebagainya

  1. Norma-norma yang diajarkan oleh media massa

misalnya : bagaimana hubungan muda-mudi yang baik, norma seksual, norma etika, dan sebagainya. Harus disadari, apa yang diajarkan oleh media massa kadang kala menimbulkan berbagai konflik kepentingan, konflik norma-norma baru yang berbeda dengan norma-norma yang ada sebelumnya

B. MEMBANGUN HATI NURANI

Hati nurani merupakan pusat kehidupan manusia, pusat kepribadian

manusia. Di dalam hati nurani, manusia memiliki nilai-nilai hidup yang dapat menata dan mengarahkan hidupnya. Oleh sebab itu, hati nurani manusia seharusnya diisi keutamaan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran TUHAN dimana bergantung sekali pada iman kita dan usaha kita untuk membangun hubungan kehidupan kepada-Nya. Membangun kehidupan yang terpanggil untuk memelihara dan menjalankan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari


C. GAYA HIDUP MODERN

Manusia modern mengalami banyak perubahan dalam pola hidupnya, khususnya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai hidup. Ada pandangan hidup yang sekarang ini (di jaman modern) dianut oleh manusia, yaitu segala sesuatu yang dianggap berguna, menyenangkan, dan dianggap baik, dianggap sah-sah saja. ”Cara dapat dibenarkan oleh tujuan dan kegunaannya”.

Tujuan menghalalkan segala cara !

Kedurhakaan selalu diikuti dengan kemerosotan moral, misalnya : pergaulan bebas, pornografi, free sex, perceraian, homoseksual, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu akan mengancam hidup manusia di jaman modern ini. Beberapa gaya hidup modern yang perlu kita pelajari :

1. New Morality

Jaman modern diwarnai dengan revolusi moral (New Morality) yang sangat besar, yang mengarah kepada krisis moral. Paa yang dianggap dahulu tabu dan tidak boleh, sekarang menjadi hal yang bisa dan diperbolehkan. Misalnya : hubungan sex sebelum nikah adalah hal yang ”biasa-biasa saja”, hubungan seks sebelum menikah adalah bukti cinta kasih pada pasangan. Orang-orang muda merasa ”belum normal” jika belum memiliki pengalaman seksual dengan lawan jenisnya. Hidup bersama sebelum menikah (kumpul kebo) menjadi ”identitas modern” anak-anak muda yang hidup di kota-kota besar. jika tidak mengikutinya, dianggap ketinggalan jaman.

Dasar Revolusi Moral

Tujuan revolusi moral adalah membebaskan manusia dari belenggu atau ikatan yang sifatnya tradisional, kuno. Segala hal dan segala macam peran manusia harus dibebaskan dari hal-hal yang tradisional. Misalnya, seksualitas harus dibebaskan dari hal-hal tradisional yang mengikat dan menghambatnya. Tujuan utama seksualitas adalah memberi kepuasan kepada manusia, dalam bentuk apa pun dan dimana pun, kapan pun dan pada waktu apa pun. Segala hal atau segala sesuatu yang menghambat pemuasan seksual dianggap jahat.


Nafsu seks dilihat dan diperhitungkan sebagai suatu daya yang otonom yang sangat mempengaruhi manusia. Sama seperti nafsu-nafsu yang lain : kalau haus harus minum, kalau lapar harus makan, kalau mengantuk harus tidur, maka ketika nafsu seks timbul, manusia harus menyalurkan nafsu seks tersebut. Nafsu seks harus disalurkan, untuk memberi kepuasan kepada manusia. Sebab jika tidak, maka manusia akan mengalami gangguan kesehatan mental dan emosi. Kepuasan seksual harus dialami manusia sesering mungkin. Oleh sebab itu, revolusi moral sangat menganjurkan adanya pergaulan bebas yang disertai dengan seks bebas.

2. Seks di luar Nikah

Hubungan seks sebelum nikah, selalu terjadi dengan berbagai macam alasan, yang sebenarnya tidak masuk akal.

a. Keperawanan (menjaga kesucian hidup sebelum pernikahan) adalah

hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Bila seorang wanita

melakukan hubungan seks sebelum menikah, ia tidak dapat

terlindung dari tuduhan-tuduhan yang mengakibatkan adanya

hukuman. Seks sebelum nikah selalu berakibat adanya hukuman.

Seks sebelum nikah bukanlah hanya sekedar persoalan kuno atau

modern, tetapi kebenaran hidup yang harus dijaga dan dijalankan

dalam kehidupan.

b. Hubungan seks sebelum nikah, yang disamakan dengan percabulan,

adalah merupakan tindakan/perbuatan dosa.

c. Tidur bersama tanpa dilandasi hubungan pernikahan adalah tindakan

dosa perzinahan, yang akan dihukum oleh TUHAN

d. Percabulan ; pergaulan seks yang bebas, di mana seseorang selalu

didorong oleh nafsunya untuk mencari pengalaman seks ; merupakan

sikap hati yang najis, yang dibenci dan akan dihukum

e. Seks dan Seksualitas adalah anugerah yang perlu dihayati.

Hubungan kelamin sebelum menikah mempersempit kemungkinan

berkembangnya hubungan pernikahan yang ideal. Menimbulkan rasa

saling curiga antar pasangan suami-istri

3. Aborsi

Aborsi (menggugurkan kandungan, janin, yang dilakukan dengan sengaja) menjadi persoalan jaman modern yang sangat gawat. Aborsi lebih berbahaya dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Aborsi menyebabkan seorang wanita (ibu) mengalami komplikasi fisik dan menanggung beban perasaan bersalah.

Aborsi biasanya dilakukan dengan beberapa alasan :

a. Alasan vital. Aborsi dilakukan demi menyelamatkan sang ibu, jika

kehamilan dan persalinan mengancam nyawa sang ibu (karena

penyakit, gangguan jiwa)

b. Alasan Janin. Aborsi dilakukan karena janin dalam keadaan

tidak memungkinkan untuk dilahirkan, janin ada kemungkinan tidak

dapat menjalankan kehidupannya secara normal, janin mengalami

cacat tetap

c. Alasan kriminal. Aborsi dilakukan karena alasan kehamilan terjadi

akibat perkosaan, akibat pemaksaan kehendak

d. Alasan sosial. Aborsi dilakukan demi kesejahteraan ibu, anak,

karena keadaan ekonomi, keadaan keluarga yang tidak

memungkinkan hadirnya seorang anak

Kita harus tegas untuk mengatakan bahwa aborsi merupakan pembunuhan dosa berat yang menuntut hukuman. Pembunuhan secara bebas orang yang tidak bersalah adalah kekejian.

4. Egoisme

Egoisme merupakan bentuk dari kata Latin, ego yang berarti ”aku” atau ”saya”. Egoisme adalah ajaran yang berhubungan dengan ego (aku,saya) dan ada yang bersifat positif (sehat) dan negatif (tidak sehat).

Egoisme positif (sehat) adalah pandangan dan sikap hidup yang melihat pemenuhan kebutuhan sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri sebagai hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan pribadi yang wajar dan dewasa. Misalnya, bahwa saya (manusia) perlu penghargaan dan dihargai oleh orang lain.

Sedangkan egoisme negatif (tidak sehat) adalah pandangan dan sikap hidup yang mendewakan pemenuhan kebutuhan diri sendiri dan penghargaan diri sendiri sebagai satu-satunya tujuan hidup. Dalam realitas kehidupan, pemahaman egoisme negatif (tidak sehat) seringkali mewarnai kehidupan manusia. Egoisme adalah sikap dan perilaku yang mendasar pada cinta diri sendiri, moralitas yang mendasarkan kepentingan pada diri sendiri, mencari keuntungan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan cenderung meniadakan kepentingan orang lain.

Egoisme tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau perorangan, tetapi juga menghinggapi kepentingan kelompok berdasarkan keluarga, suku, ras, golongan, agama menjadi prioritas tujuan hidup, tanpa memperhatikan kerugian yang dialami oleh kelompok lain.

Karena berpusat pada kepentinagn diri sendiri, kelompok sendiri, egoisme mebawa akibat negatif bagi orang ataupun kelompok lain. Egoisme menggiring manusia atau kelompok pada cara pandang yang sempit. Manusia menjadi makhluk serakah. Egoisme menjadikan orang lain sebagai objek pemenuhan kepuasan pribadi. Egoisme membuat pengikutnya kehilangan penghargaan terhadap orang lain. Egoisme memandang orang lain dari segi ”berhasil guna” atau ”berdaya guna” atau tidak. Egoisme mengganggu kerukunan, persatuan dan kesatuan hidup antar manusia.

5. Relativisme

Relativisme berpandangan, bahwa apa yang benar atau salah, baik atau jahat, tergantung pada orang masing-masing, masyarakat masing-masing, atau budaya masing-masing. Relativisme berpandangan, bahwa moralitas berhubungan dan ditentukan oleh masing-masing orang, masing-masing budaya, tiap-tiap kelompok masyarakat setempat tidak boleh dipakai sebagai ukuran bagi masyarakat lainnya. Segala sesuatu yang ada menjadi relatif.

6. Hedonisme

Hedonisme berpendirian, bahwa kenikmatan (kenikmatan pribadi, diri sendiri) merupakan nilai hidup tertinggi dan dianggap sebagai tujuan utama dan terakhir dari kehidupan. Dalam kenyataan sehari-hari, kenikmatan bisa memiliki dimensi yang berbeda-beda. Kenikmatan menjadi perkara dan hal-hal yang subjektif. Kenikmatan menjadi hal yang sangat relatif bagi setiap orang

7. Individualisme

Individualisme menekankan peran dan kepentingan perorangan atau pribadi. Individualisme berasal dari kata Latin individuus (individualis, kata sifat), yang berarti perorangan, pribadi, bersifat perorangan, bersifat pribadi. Individualisme berpandangan, bahwa pribadi, perorangan memiliki kedudukan utama dan kepentingan pribadi, kepentingan perorangan merupakan urusan yang paling tinggi. Kebebasan dan kepentingan pribadi menjadi dasar dan norma hidup yang paling tinggi.

Individualisme menjebak orang untuk memiliki cara hidup yang ”semau gue” yang mendewakan kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentinagn bersama.

Fakta / Fiksi HIV

Bagaimana aku dapat membedakan

antara

fakta dan fiksi tentang HIV / AIDS ?

Ada banyak mitos dan desas desus tentang penyakit mematikan ini, tapi inilah fakta-faktanya :

  • HIV / AIDS tak menular karena kamu minum dari gelas orang yang terinfeksi.

  • Memeluk orang yang mengidap HIV+ tidak menyebabkan kamu tertular.

  • Orang tak dapat mengobati HIV / AIDS-nya melalui hubungan seks dengan orang yang tak terinfeksi.

Tetapi……………..

  • Kamu dapat terkena HIV / AIDS melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Repotnya… tanpa tes medis, kamu takkan pernah tahu apakah seseortang punya HIV / AIDS atau tidak.

  • Kamu dapat terkena HIV / AIDS melalui trarnsfusi darah, kalau donor darahnya terinfeksi penyakit itu.

  • Kamu dapat terkena HIV / AIDS kalau kamu memakai jarum suntuik yang sama yang telah disuntikkan ke tubuh orang yang sudah terinfeksi.


Iih SeremKalau begitu, perhatikanlah 2 hal ini ! pertama, agar dapat mengurangi resiko terkena HIV / AIDS, jangan berhubungan seks sebelum menikah. Bahkan yang dikira „aman“ pun jangan dilakukan. Kedua, kalau kamu atau orang yang kamu kenal ternyata terinfeksi virus, Keluarga adalah sahabat yang dapat diandalkan. Mereka akan memberimu harapan .....


Resep Kue Bahagia

Resep KUE BAHAGIA


Diperlukan :


- 2 ons keramah tamahan. -21 cc air mata duka.

- 1 ½ ons suka mengampuni. - 3 ons DO’A.

- 1 ½ ons suka menolong. - 3 ons iman.

- 25 cc air mata suka.


Cara Mengolah


Suka mengampuni dicampur dengan suka menolong orang lain jerang diatas api, hasil aduk-aduk dalam belanga kehidupan.

Tuangkan air mata suka dan air mata duka sedikit demi sedikit, aduk terus sampai rata.

Setelah rata masukkan do’a dan iman bersama-sama.

Setelah agak mengental, pindahkan ke loyang Riang, yang sebelumnya telah di semir dengan mentega sayang, lalu masukkan dalam oven keramah tamahan.


Setelah masak hidangkan dengan senyum asli.

Pasti LEZZAATTT……………………………

Selamat Mencoba !

PKK RT 03 / 08

TLOGOSARI KULON


Selasa, 07 April 2009

Menilik Keragaman Kurikulum Pendidikan

Menilik Keragaman

Kurikulum Pendidikan


KEBERAGAMAN dunia pendidikan saat ini merupakan salah satu cerminan banyaknya jalan meraih pendidikan terbaik bagi anak. Jika dulu hanya ada satu kurikulum yang ditertapkan oleh pemerintah pusat, kini banyak sekolah memperkenalakan sistem kurikulum baru yang memberi pilihanlebih luas kepada masyarakat.

Mulai dari sekolah nasioal, nasional plus, hingga internasional, kini jamak ditemui di berbagai sudut negeri ini.

Jika mau ditilik lebih dalam, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri dalam hal metode pembelajaran yang diterapkan serta adanya kurikulum yang ditambahkan. Dalam hal ini, sekolah nasional adalah sekolah konvensional yang menerapkan program pemerintah secara utuh, sementara sekolah nasional plus umunya menggandeng institusi lain untuk bekerja sama dan menggabungkan kurikulum dari institusi tersebut dengan kurikulum nasional. Institusi asing yang kerap diajak kerja sama anatara lain IB (Internasional Baccalaureate) dari Swiss atau Cambridge dari Inggris.

Jumat, 03 April 2009

GAYA HIDUP MODERN

Jaman modern sekarang ini ditandai dengan berbagai macam perubahan cepat yang terjadi di beberapa bidang dalam kehidupan masyrakat. Pada satu sisi, perubahan-perubahan yang terjadi menimbulkan kemajuan dan pertumbuhan hidup dan kehidupan manusia. Tetapi pada sisi yang lain, proses dan hasil perubahan tersebut menimbulkan banyak masalah yang berdampak pada hidup dan kehidupan manusia.
Jaman modern ditandai dengan munculnya beberapa gaya hidup modern, yang pada sisi tertentu menimbulkan persoalan jika dipandang dari sisi nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya termasuk dari sisi nilai-nilai agama. Ada banyak orang merasa tidak sanggup menjawab setiap persoalan yang muncul sebagai akibat adanya gaya hidup modern, karena mereka merasa tidak memiliki “pegangan nilai” lagi. Seolah-olah, nilai-nilai yang pernah ada sebelumnya dan yang sedang ada sekarang ini tidak sanggup menjawab semua masalah yang muncul. Manusia merasa bingung, merasa tidak berdaya menghadapi perkembangan dan kemajuan jaman modern. Salah satu hal yang menggelisahkan adalah persoalan nilai-nilai moral. Oleh karena itu, dalam menghadapi jaman modern sangat perlu untuk merumuskan kembali nilai-nilai moral yang dinamis.
Merumuskan nilai moral berkaitan dengan kemauan manusia untuk memberi sikap terhadap situasi yang ada di sekitarnya berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai berdasarkan mutu hubungan manusia dengan sesama dan lingkungannya. Penilaian moral juga berkaitan dengan gaya hidup modern yang mana hendak diberi sikap.


A. MEMBANGUN NILAI-NILAI MORAL

Moral dan moralitas berkaitan dengan keutuhan segi batiniah dan segi lahiriah. Bahwa yang lahiriah adalah perwujudan dari yang batiniah, yang batiniah mendasari segi yang lahiriah, yang lahiriah menjelaskan yang batiniah, dan yang batiniah terwujud dalam yang lahiriah. orang yang baik adalah orang yang memiliki sikap batin, sikap yang baik, dan melakukan hal-hal yang baik sebagaimana sikap batinnya, dan sikap hatinya.
Mengukur dan menilai moral memang bukan hal yang mudah, tetapi secara umum orang mempertimbangkan moral dari apa yang ada di dalam hati manusia dan ukuran yang dipakai orang untuk mengukur kita. Berkaitan dengan ini, maka kita seringkali terdengar iastilah hati nurani dan norma. Hati nurani menunjuk kepada apa yang benar, apa yang baik menurut segi batiniah manusia (dirinya sendiri) sebagai pribadi, sedangkan norma menunjukkan kepada apa yang benar, apa yang baik menurut semua orang (sisi lahiriah manusia dalam kaitan dengan orang lain). Norma diberikan kepada seseorang supaya ia dapat memahami hal-hal yang baik (kebaikan) supaya ia dapat hidup sesuai dengan norma-norma itu, sedangkan hati nurani menolong seseorang, mendorong seseorang untuk lebih serius, lebih bersemangat mengejar kebaikan (hal-hal yang baik) secara normatif (berdasarkan norma), sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam hati nurani.
Norma biasanya diajarkan melalui orang tua, guru-guru, tetangga, sahabat, kenalan, majalah, koran, tabloid, televisi, radio, dan sebagainya. Norma selalu dipakai seseorang sebagai pertimbangan dalam menentukan tindakannya, tetapi hati nurani yang memutuskannya, mana tindakan yang perlu dilakukan. Hati nurani kadang kala tidak mampu memberi pertimbangan yang baik, kadang memberi pertimbangan yang keliru, memberi pertimbangan yang tidak tegas, tidak jelas, bahkan bisa salah. Oleh sebab itu, memahami dan mengerti norma dengan baik merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Norma pun kadang kala juga bisa tidak tepat atau keliru. Oleh sebab itu, hati nurani memiliki peran untuk mempertimbangkannya. Norma berlaku seperti rambu-rambu lalu lintas, yang memberi petunjuk kepada seseorang untuk melakukan perjalanan menuju kebaikan, kemudian hati nurani yang memutuskan untuk mengikuti petunjuk jalan itu atau tidak. Hati nurani berhak untuk mengikuti atau tidak mengikuti petunjuk-petunjuk itu, jika norma-norma yang ada bertentangan dengan keyakinan hati nurani kita. Hati nurani harus terus menerus menjadi dewasa, sehingga kita semakin mampu menyelidiki norma-norma yang diajarkan atau ditawarkan oleh lingkungan sekitar ita.

Macam-macam norma yang pernah diajarkan kepada kita :
1. Norma-norma yang diajarkan oleh orang tua
misalnya: memakai pakaian yang sesuai, mengucapkan terima kasih,
menggunakan tangan kanan jika menerima sesuatu, dan sebagainya
2. Norma-norma yang diajarkan oleh masyarakat
misalnya : sopan santun pergaulan, bagaimana bergaul dengan masyarakat, pergaulan muda-mudi yang baik, bagaimana menghargai pemimpin masyarakat, bagaimana menghargai tata cara yang berbeda di dalam masyarakat, dan sebainya
3. Norma-norma yang diajarkan oleh sekolah
misalnya : disiplin menggunakan waktu, bagaimana bertanggungjawab atas setiap tugas yang diberikan kepada kita, bagaimana bekerjasama dengan orang lain, bagaimana kita jujur terhadap segala sesuatu, bagaimana kita tekun dalam belajar dan menjalankan tugas, dan sebaginya
4. Norma-norma yang diajarkan oleh pemerintah
misalnya : membayar pajak, membela bangsa dan negara dari ancaman musuh, menjaga lingkungan, dan sebagainya
5. Norma-norma yang diajarkan oleh media massa
misalnya : bagaimana hubungan muda-mudi yang baik, norma seksual, norma etika, dan sebagainya. Harus disadari, apa yang diajarkan oleh media massa kadang kala menimbulkan berbagai konflik kepentingan, konflik norma-norma baru yang berbeda dengan norma-norma yang ada sebelumnya

B. MEMBANGUN HATI NURANI

Hati nurani merupakan pusat kehidupan manusia, pusat kepribadian
manusia. Di dalam hati nurani, manusia memiliki nilai-nilai hidup yang dapat menata dan mengarahkan hidupnya. Oleh sebab itu, hati nurani manusia seharusnya diisi keutamaan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran TUHAN dimana bergantung sekali pada iman kita dan usaha kita untuk membangun hubungan kehidupan kepada-Nya. Membangun kehidupan yang terpanggil untuk memelihara dan menjalankan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari

C. GAYA HIDUP MODERN

Manusia modern mengalami banyak perubahan dalam pola hidupnya, khususnya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai hidup. Ada pandangan hidup yang sekarang ini (di jaman modern) dianut oleh manusia, yaitu segala sesuatu yang dianggap berguna, menyenangkan, dan dianggap baik, dianggap sah-sah saja. ”Cara dapat dibenarkan oleh tujuan dan kegunaannya”.
Tujuan menghalalkan segala cara !
Kedurhakaan selalu diikuti dengan kemerosotan moral, misalnya : pergaulan bebas, pornografi, free sex, perceraian, homoseksual, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu akan mengancam hidup manusia di jaman modern ini. Beberapa gaya hidup modern yang perlu kita pelajari :
1. New Morality
Jaman modern diwarnai dengan revolusi moral (New Morality) yang sangat besar, yang mengarah kepada krisis moral. Paa yang dianggap dahulu tabu dan tidak boleh, sekarang menjadi hal yang bisa dan diperbolehkan. Misalnya : hubungan sex sebelum nikah adalah hal yang ”biasa-biasa saja”, hubungan seks sebelum menikah adalah bukti cinta kasih pada pasangan. Orang-orang muda merasa ”belum normal” jika belum memiliki pengalaman seksual dengan lawan jenisnya. Hidup bersama sebelum menikah (kumpul kebo) menjadi ”identitas modern” anak-anak muda yang hidup di kota-kota besar. jika tidak mengikutinya, dianggap ketinggalan jaman.
Dasar Revolusi Moral
Tujuan revolusi moral adalah membebaskan manusia dari belenggu atau ikatan yang sifatnya tradisional, kuno. Segala hal dan segala macam peran manusia harus dibebaskan dari hal-hal yang tradisional. Misalnya, seksualitas harus dibebaskan dari hal-hal tradisional yang mengikat dan menghambatnya. Tujuan utama seksualitas adalah memberi kepuasan kepada manusia, dalam bentuk apa pun dan dimana pun, kapan pun dan pada waktu apa pun. Segala hal atau segala sesuatu yang menghambat pemuasan seksual dianggap jahat.
Nafsu seks dilihat dan diperhitungkan sebagai suatu daya yang otonom yang sangat mempengaruhi manusia. Sama seperti nafsu-nafsu yang lain : kalau haus harus minum, kalau lapar harus makan, kalau mengantuk harus tidur, maka ketika nafsu seks timbul, manusia harus menyalurkan nafsu seks tersebut. Nafsu seks harus disalurkan, untuk memberi kepuasan kepada manusia. Sebab jika tidak, maka manusia akan mengalami gangguan kesehatan mental dan emosi. Kepuasan seksual harus dialami manusia sesering mungkin. Oleh sebab itu, revolusi moral sangat menganjurkan adanya pergaulan bebas yang disertai dengan seks bebas.

2. Seks di luar Nikah
Hubungan seks sebelum nikah, selalu terjadi dengan berbagai macam alasan, yang sebenarnya tidak masuk akal.
a. Keperawanan (menjaga kesucian hidup sebelum pernikahan) adalah
hal yang sangat penting bagi seorang wanita. Bila seorang wanita
melakukan hubungan seks sebelum menikah, ia tidak dapat
terlindung dari tuduhan-tuduhan yang mengakibatkan adanya
hukuman. Seks sebelum nikah selalu berakibat adanya hukuman.
Seks sebelum nikah bukanlah hanya sekedar persoalan kuno atau
modern, tetapi kebenaran hidup yang harus dijaga dan dijalankan
dalam kehidupan.
b. Hubungan seks sebelum nikah, yang disamakan dengan percabulan,
adalah merupakan tindakan/perbuatan dosa.
c. Tidur bersama tanpa dilandasi hubungan pernikahan adalah tindakan
dosa perzinahan, yang akan dihukum oleh TUHAN
d. Percabulan ; pergaulan seks yang bebas, di mana seseorang selalu
didorong oleh nafsunya untuk mencari pengalaman seks ; merupakan
sikap hati yang najis, yang dibenci dan akan dihukum
e. Seks dan Seksualitas adalah anugerah yang perlu dihayati.
Hubungan kelamin sebelum menikah mempersempit kemungkinan
berkembangnya hubungan pernikahan yang ideal. Menimbulkan rasa
saling curiga antar pasangan suami-istri

3. Aborsi
Aborsi (menggugurkan kandungan, janin, yang dilakukan dengan sengaja) menjadi persoalan jaman modern yang sangat gawat. Aborsi lebih berbahaya dibandingkan dengan melahirkan secara normal. Aborsi menyebabkan seorang wanita (ibu) mengalami komplikasi fisik dan menanggung beban perasaan bersalah.
Aborsi biasanya dilakukan dengan beberapa alasan :
a. Alasan vital. Aborsi dilakukan demi menyelamatkan sang ibu, jika
kehamilan dan persalinan mengancam nyawa sang ibu (karena
penyakit, gangguan jiwa)
b. Alasan Janin. Aborsi dilakukan karena janin dalam keadaan
tidak memungkinkan untuk dilahirkan, janin ada kemungkinan tidak
dapat menjalankan kehidupannya secara normal, janin mengalami
cacat tetap
c. Alasan kriminal. Aborsi dilakukan karena alasan kehamilan terjadi
akibat perkosaan, akibat pemaksaan kehendak
d. Alasan sosial. Aborsi dilakukan demi kesejahteraan ibu, anak,
karena keadaan ekonomi, keadaan keluarga yang tidak
memungkinkan hadirnya seorang anak
Kita harus tegas untuk mengatakan bahwa aborsi merupakan pembunuhan dosa berat yang menuntut hukuman. Pembunuhan secara bebas orang yang tidak bersalah adalah kekejian.

4. Egoisme
Egoisme merupakan bentuk dari kata Latin, ego yang berarti ”aku” atau ”saya”. Egoisme adalah ajaran yang berhubungan dengan ego (aku,saya) dan ada yang bersifat positif (sehat) dan negatif (tidak sehat).
Egoisme positif (sehat) adalah pandangan dan sikap hidup yang melihat pemenuhan kebutuhan sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri sebagai hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan pribadi yang wajar dan dewasa. Misalnya, bahwa saya (manusia) perlu penghargaan dan dihargai oleh orang lain.
Sedangkan egoisme negatif (tidak sehat) adalah pandangan dan sikap hidup yang mendewakan pemenuhan kebutuhan diri sendiri dan penghargaan diri sendiri sebagai satu-satunya tujuan hidup. Dalam realitas kehidupan, pemahaman egoisme negatif (tidak sehat) seringkali mewarnai kehidupan manusia. Egoisme adalah sikap dan perilaku yang mendasar pada cinta diri sendiri, moralitas yang mendasarkan kepentingan pada diri sendiri, mencari keuntungan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan cenderung meniadakan kepentingan orang lain.
Egoisme tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau perorangan, tetapi juga menghinggapi kepentingan kelompok berdasarkan keluarga, suku, ras, golongan, agama menjadi prioritas tujuan hidup, tanpa memperhatikan kerugian yang dialami oleh kelompok lain.
Karena berpusat pada kepentinagn diri sendiri, kelompok sendiri, egoisme mebawa akibat negatif bagi orang ataupun kelompok lain. Egoisme menggiring manusia atau kelompok pada cara pandang yang sempit. Manusia menjadi makhluk serakah. Egoisme menjadikan orang lain sebagai objek pemenuhan kepuasan pribadi. Egoisme membuat pengikutnya kehilangan penghargaan terhadap orang lain. Egoisme memandang orang lain dari segi ”berhasil guna” atau ”berdaya guna” atau tidak. Egoisme mengganggu kerukunan, persatuan dan kesatuan hidup antar manusia.

5. Relativisme
Relativisme berpandangan, bahwa apa yang benar atau salah, baik atau jahat, tergantung pada orang masing-masing, masyarakat masing-masing, atau budaya masing-masing. Relativisme berpandangan, bahwa moralitas berhubungan dan ditentukan oleh masing-masing orang, masing-masing budaya, tiap-tiap kelompok masyarakat setempat tidak boleh dipakai sebagai ukuran bagi masyarakat lainnya. Segala sesuatu yang ada menjadi relatif.

6. Hedonisme
Hedonisme berpendirian, bahwa kenikmatan (kenikmatan pribadi, diri sendiri) merupakan nilai hidup tertinggi dan dianggap sebagai tujuan utama dan terakhir dari kehidupan. Dalam kenyataan sehari-hari, kenikmatan bisa memiliki dimensi yang berbeda-beda. Kenikmatan menjadi perkara dan hal-hal yang subjektif. Kenikmatan menjadi hal yang sangat relatif bagi setiap orang

7. Individualisme
Individualisme menekankan peran dan kepentingan perorangan atau pribadi. Individualisme berasal dari kata Latin individuus (individualis, kata sifat), yang berarti perorangan, pribadi, bersifat perorangan, bersifat pribadi. Individualisme berpandangan, bahwa pribadi, perorangan memiliki kedudukan utama dan kepentingan pribadi, kepentingan perorangan merupakan urusan yang paling tinggi. Kebebasan dan kepentingan pribadi menjadi dasar dan norma hidup yang paling tinggi.
Individualisme menjebak orang untuk memiliki cara hidup yang ”semau gue” yang mendewakan kepentingan pribadi dan mengabaikan kepentinagn bersama.

HIDUP SESUAI DENGAN NILAI-NILAI

HIDUP SESUAI NILAI-NILAI

A. NILAI DAN KEHIDUPAN
Ada sebuah nasihat yang mengatakan bahwa dalam dunia ini hanya terdapat dua hal yang dapat diberikan kepada anak-anak atau orang muda, yaitu : akar dan sayap.
Memberikan akar yang kuat kepada anak-anak muda berarti memberikan kepada anak-anak muda seperangkat nilai yang akan membekali mereka dalam menghadapi persoalan, tantangan, bahaya kehidupan yang akan mereka alami, sehingga mereka memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan kehidupannya secara bertanggung jawab.
Memberikan sayap berarti memberikan kebebasan kepada anak-anak muda untuk bertanggungjawab memilih nilai-nilai yang akan dijunjung tinggi dan dihargai dalam hati dan kehidupannya, serta selalu setia membela nilai-nilai yang telah dipilihnya.
Nilai dan kebebasan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Nilai dan kebebasan seperti dua sisi dari satu keeping mata uang.
1. Pemahaman Nilai
Yang dimaksudkan dengan “nilai” bukanlah suatu angka yang diperoleh seorang siswa dalam proses belajarnya, misalnya nilai 8, nilai 9, atau nilai A, B, C. Nilai adalah hakikat suatu hal (sesuatu yang sangat mendasar) yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia. Sesuatu yang pantas dibela atau diperjuangkan. Sesuatu yang sangat berharga, sehingga manusia rela menderita, berkorban, mempertahankan, bahkan rela mati untuk itu. Nilai memberikan arti dan tujuan kepada hidup orang yang memegangnya. Nilai memberikan motivasi kehidupan seseorang. Nilai memberikan arah kehidupan seperti sebuah rel yang menyebabkan kereta api tetap berada di jalurnya.
Nilai mempunyai 3 (tiga) dasar, yaitu :
a. Dasar nilai ada di kepala, sebagai tempat di mana kita menyerap,
menyimpan segala sesuatu yang pantas dibela, diperjuangkan, karena
diakui memiliki harkat (harga, pengaruh, kualitas)
b. Dasar nilai ada di hati. Nilai tidak hanya dimengerti, disimpan,
diketahui di kepala, tetapi juga mempengaruhi hidup sang pemilik
nilai.
c. Dasarnya ada di tangan, ada di tindakan. Nilai membimbing kita
dalam mengambil keputusan, dalam mengambil tindakan. Nilai harus
terwujud dalam tindakan dan perbuatan. Nilai tanpa tindakan atau
perbuatan menjadi tidak bernilai. “Cinta kasih ditunjukkan
dalam tindakan, tidak hanya dalam kata-kata. Cinta tanpa tindakan
adalah kepalsuan belaka.” . Nilai adalah penggerak utama dalam
kehidupan, karena nilai memberikan arah dan gerak untuk bertindak.
Nilai bukan hanya sebuah atau sesuatu yang kita pilih hanya untuk
kita percayai. Nilai adalah sesuatu yang kita pilih dan percayai
sebagai arah gerak kehidupan. Nilai adalah sesuatu yang kita pilih
dan kita percayai untuk dituangkan dalam tindakan, dalam realitas
kehidupan secara nyata.
Memang harus disadari, bahwa tidak semua nilai memiliki kualitas atau kadar yang sama. Secara umum, keberadaan atau kualitas nilai dan kadar nilai dibagi menjadi 2 (dua) tingkat, yaitu : nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) dan nilai instrinsik (nilai final).
Yang dimaksud dengan nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) adalah nilai sebagai alat yang memungkinkan kita mencapai berbagai tujuan dan sasaran hidup. Nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) dipakai untuk melayani kehidupan dan kebutuhan manusia.
Misalnya : lembaran kertas uang mempunyai nilai tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan sebagai sarana agar orang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Uang sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup.
Sedangkan nilai instrinsik (nilai final) adalah sesuatu yang sudah bernilai (memiliki kualitas) pada dirinya sendiri tanpa dipengaruhi oleh apapun atau bagaimanapun keadaan kehidupan manusia. Nilai instrinsik (nilai final) adalah sebuah nilai yang harus dilayani oleh manusia, bukan hanya untuk melayani manusia. Nilai instrinsik (nilai final) adalah nilai sejati.
Secara umum orang menunjuk pada nilai ketuhanan, nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai kesucian, nilai kemanusiaan. Nilai juga harus berkaitan dengan ”kebaikan” yang ada di dalam inti (hakikat) sesuatu hal. Tetapi ”kebaikan” sesuatu hal belum tentu bernilai bagi seseorang pada situasi, kondisi tertentu. Dua hal ini harus dipahami dengan baik. Pakaian indah itu baik, akan tetapi bagi seseorang yang sedang mengalami sakit parah, pakian yang indah itu menjadi tidak bernilai, karena hidup sehat (kesehatan) menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Belajar matematika itu baik, tetapi menjadi tidak bernilai bagi orang yang sudah lansia (lanjut usia). ”kebaikan” itu melekat pada sesuatu, sedangkan ”nilai” menunjuk pada sikap orang pada sesuatu yang baik itu.
Nilai dapat juga digolongkan menjadi nilai universal dan nilai partikular. Nilai universal adalah nilai yang berlaku bagi seluruh umat manusia, dimana pun dan kapan pun, seperti hak asasi manusia. Sedangkan nilai partikular adalah nilai yang berlaku bagi sekelompok manusia tertentu, di tempat tertentu, dalam kesempatan tertentu. Misalnya, memberikan sesuatu dengan tangan kanan.

2. Nilai dalam Pandangan Manusia
Setiap orang mengungkapkan dirinya melalui nilai-nilai yang dianutnya. Orang yang tidak menyadari dan memiliki nilai di dalam dirinya, akan terjebak pada kehidupan yang tanpa arah. Nilai-nilai adalah hal yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut biasanya muncul dalam bentuk :
a. Hal-hal yang materiil
b. Hal-hal yang rohaniah
c. Ideal-ideal, cita-cita, prinsip-prinsip dasar sikap hidup manusia

Seseorang mungkin menganggap, bahwa kekayaan adalah sesuatu yang bernilai pada dirinya, karena kekayaan membuatnya merasa aman dan terjamin hidupnya. Yang lain mungkin menganggap, bahwa yang paling bernilai adalah menjadi nomor satu, sebab dengan menjadi nomor satu, ia akan memiliki berbagai kemudahan-kemudahan dalam hidup. Ada juga yang menganggap, bahwa popularitas adalah sesuatu yang bernilai, karena dengannya (popularitas) seseorang dapat merasa unggul dibandingkan dengan orang lain. Walaupun masing-masing orang memiliki nilai yang berbeda-beda, tetapi mereka memiliki hal yang sama, bahwa setiap orang berani mempertaruhkan apa saja ; tenaganya, waktunya, pikirannya, harta bendanya ; untuk mengejar apa saja yang dianggap paling bernilai di dalam hidupnya. Nilai sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Mempengaruhi sensitivitas, kepekaan seseorang atau sebaliknya. Dalam kehidupanyya sehari-hari, nilai dapat mewakili keunikan seseorang dan juga dapat mewakili keunikan sebuah kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, orang Jawa disebutkan sebagai orang dan kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi nilai harmoni dan kesantunan, dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya.
Nilai menjadi pedoman hidup seseorang atau kelompok masyarakat untuk bertingkah laku dan mencapai tujuan hidupnya. Mengajarkan nilai-nilai akan membantu orang untuk memahami nilai-nilai dirinya sehingga mampu menyatakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya. Memang pada kenyataannya, ada kesan bahwa mengajarkan nilai-nilai hanya sekedar mengajarkan saja tanpa melangkah kepada wujud nyata nilai-nilai itu dalam kehidupan. Nilai-nilai memang harus dikejar dan dicapai, karena dengan mengetahui saja tidaklah cukup. Manusia harus mengambil sikap untuk memperjuangkan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

B. MEMBANGUN NILAI-NILAI

Membangun nilai bukan dipahami sebagai tindakan untuk memilih nilai yang paling tepat. Juga tidak dimaksudkan untuk menilai, apakah sebuah nilai itu benar atau salah. Membangun nilai ditekankan pada sikap manusia yang mau menyadari dirinya, apakah ia memiliki suatu nilai atau tidak. Proses membangun nilai dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Memilih dengan bebas dari berbagai macam pilihan nilai.
Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih suatu nilai dari
berbagai macam nilai yang ada untuk dirinya sendiri. Tidak ada
seorang pun yang boleh memaksakan seseorang untuk memilih satu
pilihan saja.
2. Mempertimbangkan pilihan dengan bertanggungjawab.
Setiap manusia harus mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi
pilihannya dan siap menanggung resiko dari pilihan tersebut.
Mempertimbangkan dengan bertanggungjawab juga berarti, bahwa
seseorang memahami pengaruh pilihan nilai tersebut terhadap
keseluruhan hidup dan kehidupannya.

3. Menghargai dan merasa bahagia dengan pilihan nilai yang telah
dibuatnya.
Manusia harus merasa bersyukur dengan nilai yang telah dipilihnya.
Pilihan atas suatu nilai harus menolongnya untuk bertumbuh.
4. Kesediaan untuk mengakui pilihannya di depan umum
Mengakui pilihan nilai di depan umum adalah sebuah usaha untuk
menyatakan pendiriannya di depan orang lain.
5. Melaksanakan pilihan nilai
Sebuah nilai harus dinyatakan dalam tindakan, mengalir dalam
perbuatan sehari-hari. Tindakan atau perbuatan adalah sebuah batu
ujian untuk membuktikan, apakah seseorang memiliki komitmen
terhadap nilai yang telah dipilihnya.
6. Menjadikan pilihan nilai sebagai pola kehidupan.
Pola adalah sikap dan tindakan yang membentuk dan mengarahkan
manusia untuk memiliki cara-cara tertentu di dalam menanggapi
berbagai hal yang ada di dalam kehidupannya. Misalnya : dalam cara
berpakaian, dalam cara memilih teman, cara menggunakan waktu.
Nilai selalu bersifat dinamis, tidak statis. Setelah beberapa lama, suatu nilai akan berubah, karena nilai-nilai yang ada di dalam diri manusia tergantung pada beberapa faktor. Perubahan nilai akan mendorong orang untuk menilai perkembangan hidup dan pribadinya dari waktu ke waktu.

C. BEBERAPA NILAI

Beberapa nilai yang sering dianut oleh manuisa, yaitu :
1. Kuasa
Dasar dari nilai adalah kebutuhan untuk memiliki status soisal, prestise, dominasi atau kontrol terhadap orang lain atau sumber-sumber daya tertentu. Nilai ini mengutamakan kuasa sosial, wewenang, kekayaan, penghargaan masyarakat
2. Kenyamanan-kenikmatan
Nilai ini memperhatikan dan menekankan kebutuhan dan kenikmatan fisik. Mengutamakan kesenangan, kenyamanan, dan kepuasan untuk diri sendiri.
3. Pencapaian
Hal terpenting dari orang yang memegang nilai ini adalah bahwa, mencapai sesuatu hal dan mengejar sesuatu hal dengan sengaja adalah merupakan hal yang utama. Yang menjadi prioritas dari nilai ini adalah mengejar sukses.
4. Kebajikan
Nilai kebajikan menekankan pada kejujuran, pengampunan, kesetiaan, persahabatan, dan kasih yang dewasa kepada orang lain
5. Keamanan
Nilai keamanan mengutamakan harmoni antar manusia, stabilitas masyarakat, ketenangan diri, tatanan masyarakat yang baik, kebersihan, kesehatan, saling membantu, dan keamanan keluarga.

Beberapa nilai yang lain adalah : kebenaran, kejujuran, cinta, amal, keberanian, kepedulian, humor, kesederhanaan, kerjasama, kedamaian, kebebasan, pengertian, tanggungjawab, tenggangrasa, rasa percaya, kesatuan, kemurnian hati, rasa syukur, ketekunan, keadilan, persamaan hak, harmoni, ... (dan lain-lain, mungkin kita dapat menambahkan sendiri).

A. NILAI DAN KEHIDUPAN
Ada sebuah nasihat yang mengatakan bahwa dalam dunia ini hanya terdapat dua hal yang dapat diberikan kepada anak-anak atau orang muda, yaitu : akar dan sayap.
Memberikan akar yang kuat kepada anak-anak muda berarti memberikan kepada anak-anak muda seperangkat nilai yang akan membekali mereka dalam menghadapi persoalan, tantangan, bahaya kehidupan yang akan mereka alami, sehingga mereka memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan kehidupannya secara bertanggung jawab.
Memberikan sayap berarti memberikan kebebasan kepada anak-anak muda untuk bertanggungjawab memilih nilai-nilai yang akan dijunjung tinggi dan dihargai dalam hati dan kehidupannya, serta selalu setia membela nilai-nilai yang telah dipilihnya.
Nilai dan kebebasan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Nilai dan kebebasan seperti dua sisi dari satu keeping mata uang.
1. Pemahaman Nilai
Yang dimaksudkan dengan “nilai” bukanlah suatu angka yang diperoleh seorang siswa dalam proses belajarnya, misalnya nilai 8, nilai 9, atau nilai A, B, C. Nilai adalah hakikat suatu hal (sesuatu yang sangat mendasar) yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia. Sesuatu yang pantas dibela atau diperjuangkan. Sesuatu yang sangat berharga, sehingga manusia rela menderita, berkorban, mempertahankan, bahkan rela mati untuk itu. Nilai memberikan arti dan tujuan kepada hidup orang yang memegangnya. Nilai memberikan motivasi kehidupan seseorang. Nilai memberikan arah kehidupan seperti sebuah rel yang menyebabkan kereta api tetap berada di jalurnya.
Nilai mempunyai 3 (tiga) dasar, yaitu :
a. Dasar nilai ada di kepala, sebagai tempat di mana kita menyerap,
menyimpan segala sesuatu yang pantas dibela, diperjuangkan, karena
diakui memiliki harkat (harga, pengaruh, kualitas)
b. Dasar nilai ada di hati. Nilai tidak hanya dimengerti, disimpan,
diketahui di kepala, tetapi juga mempengaruhi hidup sang pemilik
nilai.
c. Dasarnya ada di tangan, ada di tindakan. Nilai membimbing kita
dalam mengambil keputusan, dalam mengambil tindakan. Nilai harus
terwujud dalam tindakan dan perbuatan. Nilai tanpa tindakan atau
perbuatan menjadi tidak bernilai. “Cinta kasih ditunjukkan
dalam tindakan, tidak hanya dalam kata-kata. Cinta tanpa tindakan
adalah kepalsuan belaka.” . Nilai adalah penggerak utama dalam
kehidupan, karena nilai memberikan arah dan gerak untuk bertindak.
Nilai bukan hanya sebuah atau sesuatu yang kita pilih hanya untuk
kita percayai. Nilai adalah sesuatu yang kita pilih dan percayai
sebagai arah gerak kehidupan. Nilai adalah sesuatu yang kita pilih
dan kita percayai untuk dituangkan dalam tindakan, dalam realitas
kehidupan secara nyata.
Memang harus disadari, bahwa tidak semua nilai memiliki kualitas atau kadar yang sama. Secara umum, keberadaan atau kualitas nilai dan kadar nilai dibagi menjadi 2 (dua) tingkat, yaitu : nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) dan nilai instrinsik (nilai final).
Yang dimaksud dengan nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) adalah nilai sebagai alat yang memungkinkan kita mencapai berbagai tujuan dan sasaran hidup. Nilai instrumental (nilai sebagai sarana, nilai medial) dipakai untuk melayani kehidupan dan kebutuhan manusia.
Misalnya : lembaran kertas uang mempunyai nilai tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan sebagai sarana agar orang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Uang sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup.
Sedangkan nilai instrinsik (nilai final) adalah sesuatu yang sudah bernilai (memiliki kualitas) pada dirinya sendiri tanpa dipengaruhi oleh apapun atau bagaimanapun keadaan kehidupan manusia. Nilai instrinsik (nilai final) adalah sebuah nilai yang harus dilayani oleh manusia, bukan hanya untuk melayani manusia. Nilai instrinsik (nilai final) adalah nilai sejati.
Secara umum orang menunjuk pada nilai ketuhanan, nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai kesucian, nilai kemanusiaan. Nilai juga harus berkaitan dengan ”kebaikan” yang ada di dalam inti (hakikat) sesuatu hal. Tetapi ”kebaikan” sesuatu hal belum tentu bernilai bagi seseorang pada situasi, kondisi tertentu. Dua hal ini harus dipahami dengan baik. Pakaian indah itu baik, akan tetapi bagi seseorang yang sedang mengalami sakit parah, pakian yang indah itu menjadi tidak bernilai, karena hidup sehat (kesehatan) menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Belajar matematika itu baik, tetapi menjadi tidak bernilai bagi orang yang sudah lansia (lanjut usia). ”kebaikan” itu melekat pada sesuatu, sedangkan ”nilai” menunjuk pada sikap orang pada sesuatu yang baik itu.
Nilai dapat juga digolongkan menjadi nilai universal dan nilai partikular. Nilai universal adalah nilai yang berlaku bagi seluruh umat manusia, dimana pun dan kapan pun, seperti hak asasi manusia. Sedangkan nilai partikular adalah nilai yang berlaku bagi sekelompok manusia tertentu, di tempat tertentu, dalam kesempatan tertentu. Misalnya, memberikan sesuatu dengan tangan kanan.

2. Nilai dalam Pandangan Manusia
Setiap orang mengungkapkan dirinya melalui nilai-nilai yang dianutnya. Orang yang tidak menyadari dan memiliki nilai di dalam dirinya, akan terjebak pada kehidupan yang tanpa arah. Nilai-nilai adalah hal yang sangat penting dan berharga dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai tersebut biasanya muncul dalam bentuk :
a. Hal-hal yang materiil
b. Hal-hal yang rohaniah
c. Ideal-ideal, cita-cita, prinsip-prinsip dasar sikap hidup manusia

Seseorang mungkin menganggap, bahwa kekayaan adalah sesuatu yang bernilai pada dirinya, karena kekayaan membuatnya merasa aman dan terjamin hidupnya. Yang lain mungkin menganggap, bahwa yang paling bernilai adalah menjadi nomor satu, sebab dengan menjadi nomor satu, ia akan memiliki berbagai kemudahan-kemudahan dalam hidup. Ada juga yang menganggap, bahwa popularitas adalah sesuatu yang bernilai, karena dengannya (popularitas) seseorang dapat merasa unggul dibandingkan dengan orang lain. Walaupun masing-masing orang memiliki nilai yang berbeda-beda, tetapi mereka memiliki hal yang sama, bahwa setiap orang berani mempertaruhkan apa saja ; tenaganya, waktunya, pikirannya, harta bendanya ; untuk mengejar apa saja yang dianggap paling bernilai di dalam hidupnya. Nilai sangat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Mempengaruhi sensitivitas, kepekaan seseorang atau sebaliknya. Dalam kehidupanyya sehari-hari, nilai dapat mewakili keunikan seseorang dan juga dapat mewakili keunikan sebuah kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, orang Jawa disebutkan sebagai orang dan kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi nilai harmoni dan kesantunan, dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya.
Nilai menjadi pedoman hidup seseorang atau kelompok masyarakat untuk bertingkah laku dan mencapai tujuan hidupnya. Mengajarkan nilai-nilai akan membantu orang untuk memahami nilai-nilai dirinya sehingga mampu menyatakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya. Memang pada kenyataannya, ada kesan bahwa mengajarkan nilai-nilai hanya sekedar mengajarkan saja tanpa melangkah kepada wujud nyata nilai-nilai itu dalam kehidupan. Nilai-nilai memang harus dikejar dan dicapai, karena dengan mengetahui saja tidaklah cukup. Manusia harus mengambil sikap untuk memperjuangkan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

B. MEMBANGUN NILAI-NILAI

Membangun nilai bukan dipahami sebagai tindakan untuk memilih nilai yang paling tepat. Juga tidak dimaksudkan untuk menilai, apakah sebuah nilai itu benar atau salah. Membangun nilai ditekankan pada sikap manusia yang mau menyadari dirinya, apakah ia memiliki suatu nilai atau tidak. Proses membangun nilai dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Memilih dengan bebas dari berbagai macam pilihan nilai.
Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih suatu nilai dari
berbagai macam nilai yang ada untuk dirinya sendiri. Tidak ada
seorang pun yang boleh memaksakan seseorang untuk memilih satu
pilihan saja.
2. Mempertimbangkan pilihan dengan bertanggungjawab.
Setiap manusia harus mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi
pilihannya dan siap menanggung resiko dari pilihan tersebut.
Mempertimbangkan dengan bertanggungjawab juga berarti, bahwa
seseorang memahami pengaruh pilihan nilai tersebut terhadap
keseluruhan hidup dan kehidupannya.

3. Menghargai dan merasa bahagia dengan pilihan nilai yang telah
dibuatnya.
Manusia harus merasa bersyukur dengan nilai yang telah dipilihnya.
Pilihan atas suatu nilai harus menolongnya untuk bertumbuh.
4. Kesediaan untuk mengakui pilihannya di depan umum
Mengakui pilihan nilai di depan umum adalah sebuah usaha untuk
menyatakan pendiriannya di depan orang lain.
5. Melaksanakan pilihan nilai
Sebuah nilai harus dinyatakan dalam tindakan, mengalir dalam
perbuatan sehari-hari. Tindakan atau perbuatan adalah sebuah batu
ujian untuk membuktikan, apakah seseorang memiliki komitmen
terhadap nilai yang telah dipilihnya.
6. Menjadikan pilihan nilai sebagai pola kehidupan.
Pola adalah sikap dan tindakan yang membentuk dan mengarahkan
manusia untuk memiliki cara-cara tertentu di dalam menanggapi
berbagai hal yang ada di dalam kehidupannya. Misalnya : dalam cara
berpakaian, dalam cara memilih teman, cara menggunakan waktu.
Nilai selalu bersifat dinamis, tidak statis. Setelah beberapa lama, suatu nilai akan berubah, karena nilai-nilai yang ada di dalam diri manusia tergantung pada beberapa faktor. Perubahan nilai akan mendorong orang untuk menilai perkembangan hidup dan pribadinya dari waktu ke waktu.

C. BEBERAPA NILAI

Beberapa nilai yang sering dianut oleh manuisa, yaitu :
1. Kuasa
Dasar dari nilai adalah kebutuhan untuk memiliki status soisal, prestise, dominasi atau kontrol terhadap orang lain atau sumber-sumber daya tertentu. Nilai ini mengutamakan kuasa sosial, wewenang, kekayaan, penghargaan masyarakat
2. Kenyamanan-kenikmatan
Nilai ini memperhatikan dan menekankan kebutuhan dan kenikmatan fisik. Mengutamakan kesenangan, kenyamanan, dan kepuasan untuk diri sendiri.
3. Pencapaian
Hal terpenting dari orang yang memegang nilai ini adalah bahwa, mencapai sesuatu hal dan mengejar sesuatu hal dengan sengaja adalah merupakan hal yang utama. Yang menjadi prioritas dari nilai ini adalah mengejar sukses.
4. Kebajikan
Nilai kebajikan menekankan pada kejujuran, pengampunan, kesetiaan, persahabatan, dan kasih yang dewasa kepada orang lain
5. Keamanan
Nilai keamanan mengutamakan harmoni antar manusia, stabilitas masyarakat, ketenangan diri, tatanan masyarakat yang baik, kebersihan, kesehatan, saling membantu, dan keamanan keluarga.

Beberapa nilai yang lain adalah : kebenaran, kejujuran, cinta, amal, keberanian, kepedulian, humor, kesederhanaan, kerjasama, kedamaian, kebebasan, pengertian, tanggungjawab, tenggangrasa, rasa percaya, kesatuan, kemurnian hati, rasa syukur, ketekunan, keadilan, persamaan hak, harmoni, ... (dan lain-lain, mungkin kita dapat menambahkan sendiri).

Minggu, 22 Februari 2009

Reformasi

Reformasi yang

Menumbuhkan

Optimisme


Mungkin banyak di antara kita yang tidak mengetahui bahwa tanggal 30 Oktober adalah Hari Keuangan Republik Indonesia. Bagi sebuah Negara yang terus membangun, membicarakan soal keuangan Negara menjadi sesuatu yang sangat penting.

Dari mana negara memperoleh uanh untuk menghidupi ‘rumah tangganya’? Dari mana lagi kalau bukan dari penduduknya yang telah menikmati fasilitas dari negara. Dengan cara apa negara (pemerintah) meminta dana dari rakyatnya? Apalagi kalau bukan dengan cara memungut pajak.

Itu adalah cara yang ditempuh oleh banyak negara, tidak terkecuali Indonesia. Maka adalah hal yang wajar saja jika dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemasukan negara yang bersumber dari pajak, tetap menempati porsi saling besar, sekitar 70% dari total pendapatan dalam negeri.

Begitu pentingnya arti pajak bagi pembangunan di negeri ini. Bahkan, Presiden sebagai Wajib Pajak telah memberi contoh yang baik dengan membayar dan melaporkan pajaknya tepat waktu. Seharusnya contoh yang sangat baik ini diikuti oleh seluruh pejabat di Indonesia dan masyarakat pada umumnya.

Masih banyak masyarakat kita tampaknya ‘alergi’ mendengar kata pajak. Ataupun malah merasa takut. Apalagi begitu mendengar kata ’petugas pajak’, sebisa mungkin dihindari. Penggunaan uang pajak yang dianggap kurang efisien juga menjadi penyebab enggannya orang membayar pajak.

Itu jelas merupakan tantangan buat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak yang mendapat tugas mengisi pundi-pundi APBN. Untuk meningkatkan citra sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat.


Ciuman Boleh Nggak ???

KaLau giTU, ciuman BoleH ngGAK ??

Ciuman boleh-boleh aja kalau untuk mengekspresikan rasa sayang

kamu. Sekarang kamu udah tahu seluk beluk seputar ciuman termasuk risiko tertular penyakit. Tapi sebelum memutuskan untuk ciuman, kamu harus punya keyakinan kalau kamu melakukan ciuman dengan orang yang tepat dan di saat yang tepat juga. Dan kamu harus punya alasan-alasan ini :

Chemistry udah bikin kamu dan dia merasa cocok dan nyaman satu sama lain. It means, hubungan yang kalian jalani bukan hubungan kilat, tetapi udah pada tahap saling membutuhkan satu sama lain. Kalau kamu melakukan ciuman Cuma untuk coba-coba, apa bedanya kamu sama anak kecil yang lagi belajar ciuman

  • Pilih waktu dan tempat yang sesuai. Jangan sekali-kali melakukan ”adegan” ciuman di tempat umum. Selain masih berlakunya norma sosial di masyarakat, ciuman juga merupakan hal paling pribadi yang tidak semua orang harus melihatnya. Ingat, ciuman adalah ungkapan rasa sayang yang mendalam.

  • Are you ready for that? Siap disini adalah nggak cuma perasaan dan kondisi kamu yang siap untuk dapat ciuman dari orang yang kamu saying, tapi juga tahu akan risiko yang akan kamu terima. kAlau kamu belum siap, kamu punya hak penuh untuk menolak ciuman dari dia. Jangan biarkan dia memaksa kamu melakukan sesuatu yang kamu nggak suka. Nggak ada satu orang pun yang punya hak untuk memaksa kamu termasuk pacar sendiri!!!

Mendeteksi Makna Sebuah Ciuman

Ada bebrapa arti ciuman yang kamu terima,

  • Ciuman Kening : tanda kasih saying yang mendalam agar hal itu selalu ada dalam ingatan

  • Ciuman Pipi : ciuman kasih sayang sebagai ungkapan betapa manis dan lucunya kamu

Ciuman Tangan : ciuman penghormatan betapa berharganya kamu untuk dia, dan betapa terpesonanya dia sama kamu

Ciuman Kepala : hembusan nafas yang ditiupkannya lewat ciuman adalah keinginannya untuk bisa menyatu dalam jiwamu

Ciuman Bibir :

        • Ciuman Kecil : dia lagi menguji kamu dengan mendaratkan ciuman kecil ke bibirmu untuk tahu gimana reaksi kamu selanjutnya

        • Ciuman Mendalam : ciuman ini dilakukan dengan memainkan lidah satu sama lain. You know???

        • Ciuman ini bisa jadi ciuman paling romantis yang kamu terima kalau dilakukan di saat yang tepat dengan suasana hening dan penuh cinta

        • Ciuman Nafsu : Dilakukan dengan tiba-tiba tanpa kata tanpa isyarat dan ciuman ini Cuma bisa menggambarkan betapa besar nafsu dia ke kamu. Kalau kamu menghendaki ciuman itu, silakan tanggapi. Kalau nggak, segera tepis biirnya dari bibirmu.

KIsses StorieS

Saat seorang bayi lahir, dia akan mengisap payudara si ibunya tanpa perlu diajari. Teknik yang digunakan nyaris sama dengan mencium. Artinya, ciuman adalah insting dasar manusia

          • Banyak penelitian menegaskan kalau cewek ternyata menikmati ciuman lebih lama daripada cowok. Karena itulah kenapa cewek-cewek lebih gampang mengingat pengalaman ciuman romantis mereka yang pertama kali daripada cowok.

Ciuman Romantis (yang dipopulerkan sama orang-orang Eropa)

Nggak semua budaya punya gaya ciuman romantis. Orang-orang Teuton, Jerman, Yunani, Romawi, dan juga klan Semit adalah yang mulai mengemabangkan gaya ciuman romantis. Kelompok orang-orang ini lalu menyebar ke mana-mana. Orang Cina kuno dan Jepang juga melakukan ciuman, tapi dengan cara yang malu-malu karena nggak mau ketahuan orang lain. Ciuman adalah kegiatan pribadi antara dua orang dan nggak pantas untuk didiskusikan. Orang-orang Cina dan Jepang sempat kaget juga merasa luar biasa dengan kebiasaan orang Eropa yang nggak malu-malu berciuman di depan publik

Ciuman Pipi (bermula di Indian Amerika Utara)

Cewek-cewek Indian Amerika Utara melakukan ciuman dengan cara menempelkan bibir dengan rileks ke pipi seorang cowok tanpa gerakan lain atau suara tertentu. Maksudnya adalah untuk merasai bau si cowok

Ciuman Tangan (pertama kali ada di wilayah India dan Arab Peninsula)

Di budaya tertentu justru ada kebiasaan lain lagi yaitu orang mencium tangannya sendiri lalu menenmpelkannya ke dahi orang lain. Ada juga kebudayaan yang lain lagi, waktu dua orang cowok ketemu, mereka akan memberi salam satu sama lain dengan cara mencium secara cepat punggung tangan satu sama lain. Dan di Eropa, ciuman tangan pada seorang cewek dikenal dengan sebutan Handkiss. Ada juga cerita dari Abad Pertengahan, di wilayah Timur mengadopsi kebiasaan memakai sarung tangan tipis, baik itu di musim salju atau pun panas untuk menghindari gairah atau birahi. Sarung tangan dipakai untuk menghindari gejolak yang mungkin timbul waktu ketemu cewek. Kebiasaan mereka justru si cewek yang mencium punggung tangan cowok.


BaHaYa PENYAKIT menular

Ada bahaya yang mengancam kamu waktu ciuman, salah satunya adalah serangan kissing disease yang bisa menular lewat air liur. Di rongga mulut jumlah kuman dan virus yang datang setiap saat banyak banget. Sebagian memang hidup berdampngan secara damai dengan tubuh. Jenis ini bukan mikroorganisme berbahaya dan jasad renik yang perlu ditakuti karena nggaak sampai menimbulkan penyakit. Tapi selain jasad renik yang bersahabat, adakalanya rongga mulut juga ditinggali sama bibir penyakit yang nggak friendly. Kalau kuman bersahabat, nggak masalah kalau saling “bertukar” air liur selama berciuman. Tapi ceritanya akan berbeda dengan kedatangan kuman atau virus yang nggak friendly tadi.


SERANGAN-Serangan Virus MULUT

kissing disease” disebabkan oleh virus cytomegalo. infeksi oleh virus ini sering menimpa anak dalam kandungan. Kalau ibu hamil mengidap virus jenis ini, otak anaka yang dikandungnya kemungkinan akan rusak. Selain menimpa anak dalam kandungan, infeksi virus cytomegalo juga sering menyerang usia dewasa. Virus yang masih satu kerabat dengan virus herpes ini bersifat laten pada tubuh manusia. Dia suka tinggal di kelenjar air liur, muncul di air seni, lendir leher rahim, sperma, air susu ibu, dan darah. penularan virus ini selain lewat berciuman, bisa juga lewat transplantasi organ, donor darah, atau persalinan, dan oral seks. Hampir sebagian besar orang dewasa pernah terkena virus inin dan umumnya waktu masih remaja. Gejala ” KISSING DISEASE” hampir sama dengan gejala flu, demam, radang tenggorokan, badan capek-capek, dan pegal linu. Tapi yang membedakan adalah hati dan limpa.

Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat Menyusui Eksklusif

Menyusui bayi adalah kewajiban ibu yang baru saja melahirkan anaknya, dan mendapatkan air susu ibu (ASI) adalah hak anak atau bayi yang baru saja dilahirkan. Meyusui eksklusif adalah memberikan ASI kepada bayi pada periode enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa bayi tersebut diberi tambahan makanan yang lain. Jadi, selama enam bulan pertama diharapkan ASI itu dapat mencukupi kebutuha gizi bayi.

Memberikan ASI pada bayi secara penuh hingga enam bulan pertama kehidupan bayi (ASI dapat diberikan hingga anak berusia dua tahun), sangat banyak memberi manfaat baik ditinjau dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologist, ekonomi, dan untuk penundaan kehamilan. Bila dilihat dari aspek gizi, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh ditinjau dari komposisi ASI, kandungan DHA (Docosahexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid) serta taurin dan juga manfaaat kolustrum.

Kolustrum adalah ASI yang pertama kali keluar, dan di dalamnya banyak terkandung zat kekebalan terutama ImmunoglobulinA (IgA) yang sangat baik untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, khususnya diare. Hal itu karena IgA dapat melumpuhkan bakteri pathogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan . Banyaknya kolustrum yang dihasilkan sangat bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran